Selasa, 21 Oktober 2008

Membangun Rumah Hindari Pemborosan


Rumah tinggal adalah kebutuhan primer, setiap orang pasti membutuhkan.Terutama bagi mereka yang sudah berkeluarga.Rasanya belum lengkap kalau sebuah keluarga belum memiliki rumah tinggal sendiri. Keluarga yang belum punya rumah sendiri, bagaikan negara yang belum mempunyai kedaulatan sendiri. Tidak mungkin kita akan terus-menerus kontrak rumah,atau numpang pada mertua.Sedangkan waktu terus berjalan,usia makin bertambah,anak-anak makin tumbuh besar,tentunya kebutuhan akan kepemilikan rumah adalah hal yang tak bisa ditunda-tunda.Bagi kalangan yang berprofesi sebagai karyawan menengah kebawah,untuk memiliki rumah yang layak , yang memenuhi kebutuhan semua ruang, adalah hal yang sangat berat. Memang banyak badan usaha yang memberi fasilitas kemudahan seperti pinjaman bank,kredit kepemilikan rumah.Developerpun menyediakan bangunan rumah dengan berbagai ukuran mulai dari ukuran type 36 sampai type yang luas.Kita tinggal pilih sesuai kemampuan kita.Namun ada satu hal yang sebaiknya jangan diabaikan,yaitu pertimbangan akan mutu bangunan. Membeli rumah seperti ini,ibarat beli kucing dalam karung.Karena apa ? Karena kita tidak tahu proses pembangunannya.Ini artinya ibarat memborongkan rumah kita kepada kontraktor tanpa pengawasan.Sudah menjadi image bahwa rumah-rumah type seperti ini mutunya kurang bagus,kalau tidak boleh dikatakan jelek.Pekerjaannya asal-asalan. Asal jadi rumah,asal bentukya rumah. Finishingnya amburadul,plesteran bergelombang,sponeng melenceng,bak mandi bocor,air kurang lancar mengalirnya dan lain sebagainya.Sebelum ditempati,kita mesti harus mengeluarkan biaya untuk memperbaiki dulu.Bukankah ini suatu pemborosan? Walaupun tidak semua pekerjaan developer demikian jelek,paling tidak ini menjadi peringatan bagi kita semua agar hati-hati dalam memilih rumah.Bila perlu ajak seorang ahli untuk diajak konsultasi.Lalu bagaimanakah solusinya agar kita mendapatkan rumah dengan mutu yang bagus dengan biaya yang hemat?

Untuk itulah melalui artikel ini akan saya sampaikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi pembaca sekalian.Sumbangan yang saya maksud adalah berupa pengetahuan tentang seluk beluk pembangunan rumah. Dengan memiliki pengetahuan ini diharapkan pembaca dapat memiliki rumah yang bermutu dengan pembiayaan yang hemat. Hemat bukan berarti kita beli barang memilih harga murah,lalu kita dapat berhemat .Begitu pula sebaliknya ,boros bukan berarti kita beli barang dengan memilih harga yang mahal,lalu dikatakan boros.Bukan begitu maksudnya.Mahal dan murah sebetulnya adalah sesuatu yang relative,masih harus dipertimbangkan dengan sisi yang lain. Kita baru bisa menyimpulkan bahwa ini mahal,bahwa ini murah kalau sudah dipertimbangkan dengan sisi lain. Begitu juga dalam proses pekerjaan pelaksanaan bangunan. Banyak hal-hal mempengaruhi,Tidak hanya pembelian barang saja. Sistem kerja manajemen di lapangan misalnya,Barang terlambat datang saja bisa berakibat pemborosan Menaruh material salah juga bisa berakibat pemborosan.Tukang dengan upah yang murah bukan berarti kita bisa menghemat.Belum lagi trik-trik yang lain selama kita melaksanakan bangunan,itu bisa kita siasati agar kita bisa berhemat.Oleh karena itu dalam artikel saya nanti tidak menggunakan istilah murah dan mahal. Murah belum tetntu identik dengan sesuatu yang tidak bermutu. Sedangkan mahal belum tentu identik dengan sesuatu yang bermutu.Pada hal,seperti yang saya tulis diatas,tanpa dikaitkan dengan pertimbangan lain, hasilnya bisa sebaliknya. Amat disayangkan kalau uang yang kita kumpulkan sedikit-sedikit ini penggunaannya tanpa perhitungan yang cermat, akhirnya terjadi pemborosan.

Apa yang akan saya uraikan nanti, sebagaian besar adalah pengalaman yang saya peroleh di lapangan ketika saya bekerja di bagian bangunan di salah satu perusahaan rokok besar selama 32 tahun.Disamping itu juga pengalaman yang saya peroleh dalam menangani pembuatan rumah tinggal sebagai pekerjaan sampingan saya.

0 komentar:

Kenalkan Blog Anda Keseluruh Dunia Disini